Aku dan Menulis



(Sebuah Catatan) 
Fahry Alamsyah

Image
      Ingat kata penulis saat mengijakkan kaki di Madrasah Aliyah Negeri, tepatnya waktu aku duduk dibangku di kelas dua, mengada-ada mungkin keinginan aku itu.
Huppp…aku simpan saja rasa dan keinginan yang mungkin sangat mustahil bagiku.
Namun pada akhir 2010 tentu rasa jenuhlah yang membuat untuk seperti ini, kala itu aku bekerja di sebuah counter pulsa, sembari menunggu pembeli datang nampaknya membuat aku berpikir untuk mengolah waktu agar lebih bermanfaa, Yupsss…ide liar pun merayap hupp.. segera aku tangkap, malam harinya aku mengumpulkan kembali kertas-kertas bekas dari buku tulis yang masih terjaga, Oupsss…simsalabim kertas bekas itu dengan sekejap menjadi buku kecil alias buku saku.

            Ke esokan harinya aku memanfaatkan waktu senggang di sela-sela menjaga counter pulsa itu untuk menulis.
           Awalnya Aku menulis tentang kisahku selama menggenyam pendidikan di Aliyah, hehehe sebuah tulisan yang membinggungkan karena naskahnya yang super duper kacau! Padahal niatku dengan tulisan akan ku jadikan cerita semacam cerpen or novel gitu, kenapa sepertinya naskah itu lebih mirip seperti naskah drama, ini contohnya:
Aldi:  Kau tidak pergi hari ini?
Rama: Aku tidak pergi karena mama melarangku.
           Yah…seperti itulah contoh naskahnya (Harap maklum saat itu aku masih buta dengan ilmu kepenulisan apa lagi menulis cerpen or novel) tapi waktu itu aku harus berbangga hati karena walaupun naskah ku yang gak tau arahnya masih ada orang yang mau baca tuh tulisan itu dan orangnya ialah Kak Desta Natalino eks Ketum FBI tahun lalu tapi sekarang bekerja di pabrik karet…(Kalau bertemu dengan beliau harus tutup hidung karena bau karet, hehehe) setelah cukup panjang, aku pun akhirnya kelelahan sendiri, tulisan itupun tidak terselesaikan sampai sekarang tapi masih di Save kok di tumpukan buku.
             Tak lama setelah itu muncullah sepercik ide brilliant hasil dari duduk-duduk didepan counter , ide itu dari Kak Fajar Kustiawan pemilik counter pulsa “Alba Cell” yupss..ide itu ialah Kumcer kebetulan beliau termasuk golongan orang yang suka menulis, simsalabim dan dengarkanlah wahai penduduk kerajaan sebentar lagi akan di adakan sayembara menulis cerita pendek, maka satu persatu naskah terkumpul, tingal punyaku yang belum ngumpul sementara deadlinenya sebentar lagi (gimana si padahal orang yang pertama kali ikut mencetuskan ide itu) dapat tekanan dari kak Fajar . huppp…malam harinya selepas pulang dari counter, aku mulai menulis, tinta pertama keluar, bergetar terasa, mungkin malam ini akan menjadi saksi akan terlahirnya penulis handal di bumi seinggok sepemunyian (Jiahhh..tepok jidat dah) goresan pena pertama itu terus mengalir lembut hingga sampai jam tiga dini hari aku menulis.
           Cerpen pertama itu kutulis di buku bekas dan siangnya diketik menggunakan komputer counter, halahalah 11lembar pun penuh oleh tulisan itu dengan judul “Jika Aku Menjadi Mahasiswa” menceritakan tentang seorang pemuda miskin yang ingin melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi, sesuai dengan impianku saat itu. Oke final semuanya 10 naskah terbaik sudah siap untuk dibukukan dan dari kesepuluh naskah itu, naskahku masuk tentunya dengan catatan judul harus diganti dan naskah dipotong sedikit ceritanya karena kepanjangan, Huekkk…sedih ah gx juga yang penting naskahku termasuk di antalogi cerpen berjudul “Bidadari Tomboy” judul diambil dari karyanya Azzura An-Najm alias Fitriapriani ( sekarang Mahasiswi Unsri), dan ternyata banyak yang penasaran tuh dengan si Bidadari Tomboy secara ini asli karya remaja Prabumulih, perdana pula. Mungkin Bidadari Tomboy juga yang menginspirasi “Bidadari Benua” hehehe (kePe Dean yang teramat sangat)
             Huppp…apa mau dikata, akhirnya kumpulan cerita itu di launching, tahu siapa yang hadir saat lauching itu? Yupsss Pak Rasyid (Diknas) dan Mbak Azzura Dayana (utusan dari FLP wilayah Sumsel) pada saat itu aku belum tahu kalau beliau adalah novelis nasional yang sudah menelurkan banyak novel hehehe, setelah di launching dan kita harus bilang ‘Wow’ 300 ekslemplar lebih terjual habis,,,ludesss (best Nyeller) bukan hanya itu saja kabar gembira pun datang, FLP wilayah SumSel memberikan tawaran untuk membuka FLP Cabang Prabumulih, nah itulah cerita terlahirnya FLP cabang Prabumulih dan muncullah sederet nama  calon penulis muda berberbakat yang saat ini masih aktif di FLP Prabumulih seperti Pak Ketum Kak Fajar, Tiara Deviana, Danti, Nisa Chan, Ujen, Emmi dan masih banyak lagi termasuk aku juga lho hehehe.
           Lho…kok malah ngomongi FLP ngak sesuai dengan judul di atas (Oh iya sabar sob!) kita lanjut lagi ya tentang aku dan menulis, sebenarnya cerita di atas adalah jalan ceritaku juga. Memasuki 2011, aku masih aktif menulis meski masih numpang di komputer perusahaan, setelah cukup lama FLP cabang Prabumulih terbentuk, beragam kegiatan tulis menulis kami lakukan mulai dari KCM, pertemuan dua minggu sekali yang rutin setiap bulannya. Kembali tercetus untuk membuat antalogi cerpen kedua bertemakan tentang C.I.N.T.A (sebenarnya ini adalah proyek sebelum FLP terbentuk) tapi kali ini nasib baik tak berpihak kepadaku, alias naskahku tidak lolos seleksi huekkk..cedih L  hah itu bukan masalah bagiku itu adalah sebuah tantangan yang harus tetap di lewati, karena menurut penulis senior mereka sempat di tolak media masa hingga puluhan kali bahkan ratusan kali ya. Aku baru sekali saja sudah ciuttt, emmm…selang beberapa waktu aku pun pergi keluar kota selama satu setengah bulan untuk mengikuti kursus bahasa Ingris dan sudah berhenti dari counter, selama tingal disana aku tidak menulis (ngambek ye), diet…diet…derrr hanphone jadul itu berbunyi sebuah pesan masuk dari Kak Fajar ngasih kabar katanya masih ada kesempatan untuk mengirimkan naskah untuk antalogi cerpen itu dengan deadline tertentu, huppsss…gairah menulis itu kembali terbit dan ku goreskna lagi pena itu agar ia menari dengan indah di atas kertas putih, hehhe tentunya kutuliskan semua itu dibuku harianku, muyerr, tersendat-sendat tak terselesaikan sementara deadline sebentar lagi, ujungnya cerpenku tak masuk lagi karena deadlinenya habis, tapi naskah masih tetap kulanjutkan (menghibur diri hehehe )
             Memasuki 2012, aku sudah kembali lagi di Prabumulih, untuk menunjang kegiatan menulisku aku berniat mengambil Laptop padahal penghasilanku sebagai penjual es keliling tak begitu menjanjikan, hasilnya dua perusahaan cash dan kredit tidak mengACC permohonanku L berusaha dan terus berusaha hasilnya tidak sia-sia ternyata ada perusahaan yang masih bermurah hati, permohonanku di ACC untuk mengambil laptop secara kredit dengan tenor 11 bulan, InsyaAllah sanggup pikirku, gk peduli deh mau hujan, panas yang penting dorong terus tuh gerobak es biar bisa bayar cicilan laptop saban bulan biarin juga deh uang jajannya terbatas.
          2012 pula tahun dimana aku sudah mulai berani mengikuti lomba menulis, tepatnya Mei 2012 (kalo ngak salah) ada event pertama yang ku ikuti, bersumber dari teman di Aliyah dulu ngabarin kalau di Kampusnya lagi ngadain lomba menulis cerpen untuk umum, sempat linglung sedikit karena pada saat itu aku belum memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk mengikuti lomba, karena ada paksaan sikit maka aku memutuskan untuk ikut di ajang itu lomba cerpen bertemakan “Pemuda Islam” (seingatku) dan yang urus semuanya mulai dari mendaftarkan, ngasi’in naskah ke panitia sampai biaya pendaftaran di yang bayarin dulu, aku hanya mengirim cerpen lewat email saja, hihihi J setelah menunggu cukup lama, hi melalui telepon dia ngabarin kalau cerpenku dapet juara 2  yehhh J senengnya gak ketulungan…beberapa minggu berikutnya aku menerima tropi pertama dalam sejarah hidupku,…sekarang aku harus mengucapkan terima kasih pada Ukhti Fulanah? Yang sudah ngebantuin aku. Mulai dari saat itu aku mulai pede untuk mengirim naskah ke media dan mengikuti lomba, yupss media langgananku untuk mengirim naskah yakni Majalah Annida Online walau mungkin saat ini sudah hampir sepuluh cerpenku di kirim kesana belum ada yang dimuat satu pun. Tapi, aku sangat senang kerena setia naskah yang masuk kesana di baca dan di nilai, ada masukan juga buat penulis yang cerpennya di rijek.
           Akhir 2012 event besar pun sudah mulai aku ikuti, tepatnya di ajang lomba menulis cerpen PENA Sumatera Ekspress persembahan dari harian pagi sumatera ekspress, event yang di ikuti oleh 460 lebih naskah itu, naskah ku gagal masuk 100 nominasi..hiiii, buang semua kesedihan itu aku tidak patah semangat.
              Awal 2013 aku memberanikan diri untuk ikut ajang nasional, walau niatku hanya untuk ukur kemampuan, yahhh…ini dia ajangnya Just Writer 2 persembahan dari penerbit Divapress Jogja, Wuiih ternyata ajang ini lebih dahsyat lagi karena menurut informasi yang ku dapatkan dari blog resmi Divapress ada sekitar 920 lebih naskah yang masuk dari Sabang sampai Papua hehe, hasilnya aku tidak masuk dalam 30 naskah terbaik untuk mengikuti pelatihan kepenulisan GRATISSS…! selama 4 hari 3 malam di Jogja.
         Yah itulah segores perjalanan hidup,,,eh. Maksudnya perjalananku sebagai penulis MULA, tapi menurutku apa yang sudah di lakukan ini belum ada apa-apanya di banding dengan penulis besar di negeri ini, berarti perjalananku masih panjang…
Ayo..go..go..go semangat menulis…
“Jadikanlah tinta penamu menjadi saksi atas langkahmu untuk mengubah dunia melalui tulisan…”
Selamat jalan, salam penulis…
Sampai jumpa…
                                                                                       Prabumulih, 15 Juni 2013 ; 00:51wib

0 Response to "Aku dan Menulis"

Posting Komentar