Jiang Yi dan Tikus Bulan

oleh Yuniar Khairani

     
Ilustrasi: Mono
           Jiang Yi tinggal bersama neneknya di tepi sungai Li. Mereka hidup kekurangan.
Sepetak kebun kecil di samping rumah tak mencukupi kebutuhan mereka. Kadang nenek harus meminjam uang pada Tuan Lu Jin, orang terkaya di desa mereka. Tuan Lu Jin bukanlah orang yang baik hati, melainkan sangat licik. Dia sengaja meminjamkan uang pada orang-orang agar dapat merampas rumah dan harta benda jika uang pinjaman tidak dapat dikembalikan.

       Suatu hari, Tuan Lu Jin mendatangi rumah Jiang Yi berkata, "Rumah dan kebun kecil kalian menjadi milikku karena hutang kalian belum terbayar."
    Nenek menangis sedih. Jiang Yi berkata,"Tuan, beri kami kesempatan. Jangan ambil rumah dan tanah kami."
     Tuan Lu Jin tersenyum licik. "Kalau begitu, kau harus menyelesaikan tiga tugas dalam sehari. Jika tak selesai rumah dan kebun menjadi milikku. Jika selesai hutang kuanggap lunas." Jian Yi mengangguk setuju.
      Pagi-pagi sekali, Jiang Yi tiba dirumah Tuan Lu Jin untuk menyelesaikan perintah pertama.
"Kau harus mengumpulkan 1.000 ekor ikan dengan tanganmu dari sungai Li sebelum matahari naik kepala, "Tegas Tuan Lu Jin sambil senyum licik.
    Jiang Yi terkejut. Tak mungkin dia dapat mengumpulkan 1.000 ekor ikan secepat itu. Jiang Yi mencoba masuk kedalam sungai Li dan menyelam. Tapi Jiang Yi tak mendapatkan seekor ikan pun. Gadis kecil itu menangis sedih.
     Tiba-tiba, sebuah suara menyapanya, "Aku akan menolongmu."
   Ternyata, seekor tikus berbulu perak yang bersuara. Warna bulunya yang keperakan seperti sinar bulan, membuat orang memanggilanya Tikus Bulan. Tikus Bulan melompat kedalam air dan mulai bernyanyi. Suaranya nyaringa dan merdu. Ajaib! Ikan-ikan langsung mendekat dan berkumpul. Tikus Bulan berenang ke tepian. Ikan-ikan itu mengikutinya. Jiang Yi mengumpulkan mereka ke dalam keranjang besar. Lebih dari 1.000 ikan telah dia kumpulkan sebelum tengah hari. Jiang Yi sangat senang.
    "Terima kasih, Tikus Bulan,"ucapnya. "Aku harus segera melaksanakan permintaan kedua."
 Tuan Lu Jin sangat heran melihat Jian Yi berhasil mengumpulkan 1.000 ikan dengan tangan kosong. Dia melemparkan sekantong biji pada Jiang Yi. "Kau harus menanamnya sebelum hari gelap!"
     Jiang Yi berlari menuju tanah yang di maksud. Tanah itu keras dan belum siap di tanami. "Tikus Bulan, tolonglah!"
   Tikus Bulan melompat turun dan membuat terowongan bawah tanah. Tak lama kemudia, tanah itu menjadi gempur dan siap di tanami.
  Tuan Lu Jing heran melihat kecepatan Jiang Yi bekerja. Lagi-lagi, Pikiran liciknya muncu. Kalau Jiang Yi bekerja seperti 20 orang, lebih baik dia memperkerjaakan Jiang Yi seorang diri. Tak perlu keluar banyak uang.
   "Jiang Yi, perintah terakhirku harus kau laksanakan dengan baik. Jika kau gagal selain rumah dan tanahmu untukku, kau harus bekerja padaku seumur hidup. Malam ini. Bulan bersinar cemerlang. Ambilkan aku bulan agar bisa memilikinya selamanya."
  Jiang Yi terkejut mendengarnya. "Bukankah itu tidak mungkin, Tuan Lu Jin?"
Jiang Yi mengadu pada Tikus Bulan, "Tikus Bulan, aku harus merelakan rumah dan tanah pada Tuan Lu Jin. Tak seorang pun yang bisa mengambil bulan dari langit, bukan?"
      Tikus Bulan menunjuk bayangan bulan di atas sungai Li. Jiang Li tersenyum. Dia mendapat akal.
       "Tuan Lu Jin, aku sudah mendapatkan Bulan untukmu!" kata Jiang Yi.
 Tuan Lu Jin terkejut. "Tak mungkin!"
     "Kalau tak percaya, lihatlah sungai Li," kata Jiang Yi.
Tuan Lu Jin bergegas menuju sungai Li dan mencibir," Itu hanya bayangan bulan. Jangan mencoba menipuku, gadis kecil!"
Jiang Yi menatap Tuan Lu Jin, "Itu bukan bayangan. Bulan berkata padaku kalau dia tak bisa turun dari langit sampai besok pagi. Itu sebabnya ia mengirimkan saudaranya itu di sungai. Bahkan bulan menitipkan sebuah berlian raksasa melalui saudaranya itu."
      Begitu mendengar tentang berlian raksasa, tanpa pikir panjang Tuan Lu Jin langsung melompat dalam Sungai Li dan tak muncul lagi selamanya.
     Jiang Yi dan Tikus Bulan mengembalikan semua harta penduduk yang selama ini di sita Tuan Lu Jin. Setelah itu Jiang Yi kembali pada Neneknya dan hidup bahagia. Dia dan Tikus Bulan bersahabat selamanya. (*)

Sumber: Majalah Bobo edisi 52 hal 46-47

0 Response to "Jiang Yi dan Tikus Bulan"

Posting Komentar