Zafi, Putri Pemetik Cabai

     oleh Heru Kurniawan
pixabay.com
Namanya Zafi, gadis cantik itu hidup sendiri dirumahnya yang kecil.
Zafi adalah gadis pencinta tanaman cabai. kebun kecilnya di belakang rumah, penuh dengan berbagai tanaman cabai. Ada cabai rawit yang berwarna hijau, kuning, dan merah. Ada cabai merah yang besar, cabai kereiting merah yang ikal, serta cabai paprika.
    Tanaman cabai Zafi tumbuh subur dan berbuah lebat penuh warna. Di pagi dan sore cabai-cabai itu sangat indah di pandang. Setiap hari Zafi menyiram, memupuk, mencabuti rumput serta memetik cabai-cabai yang telah matang.
Zafi memperlakukan tanaman-tanaman cabainya seperti sahabatnya sendiri, disayang, diajak bernyanyi dan dirawat. Terkadang Zafi membacakan dongeng untuk tanaman cabai-cabainya.
     Sebagai anak yatim-piatu, Zafi merassa beruntung mempunyai tanaman cabai, sahabat sejati tempatnya berkeluh kesah.
     Lambat laun, Zafi tumbuh menjadi gadis yang lembut, penuh kasih, penyayang, dan mandiri. Orang-orang di sekeliling Zafi sangat menyayangi Zafi. Hampir setiap sore Zafi selalu di datangi teman-teman Zafi, kali ini yang datang kerumah Zafi adalah Zila.
      "Zaf, aku punya kabar gembira," teriak Zila penuh semangat.
      "Ada apa, Zil?" tanya Zafi.
      "Zaf, Besok pangeran Elbi akan menyelengarakan pesta ulang tahun. Semua orang boleh ikut dan membawa kado untuk pangeran. Ini kesempatan kita untuk ke istana dan melihat pangeran yang katanya tampan sekali," seru Zila gembira.
    "Tapi..."
    "Tapi apa, Zaf? Besok kita berangkat bersama. Jangan lupa pakai baju yang bagus dan bawa kado untuk pangeran ," kata Zila seraya pergi.
      Malam harinya, Zafi tidak bisa memejamkan mata. Zafi bingung dengan kado yang akan dibawanya, Zafi pun keluar rumah dan berkeluh kesah kepada tanaman-tanaman cabainya di kebun.
   Saat membuka pintu belakang rumah, Zafi terkejut. Dimalam yang gelap gulita, cabai-cabai Zafi yang telah matang bercahaya. Cabai-cabai Zafi seperti lampu-lampu kecil berwarna-warni, merah, hijau dan kuning. Zafi pun punya ide untuk memberikan cabai-cabai yang bercahaya itu sebagai kado untuk pangeran Elbi. Maka malam itu Zafi memetik cabai-cabai yang bercahaya dan menyimpannya dalam sehelai kain batik yang indah. Setelah yakin dengan kadonya Zafi baru bisa tidur nyenyak.
     Sore harinya, Zila menjemput Zafi. Sesampainya di istana, pesta ulang tahun telah dimulai. Pesta meriah itu di iringi oleh, musik, tarian dan nyanyian indah. Seluruh orang yang hadir bebas, bernyanyi dan menari. Seluruh hidangan makanan pun tersaji lengkap. setiap tamu boleh makan dengan bebas.
     Akhirnya, pangeran Elbi datang diiringi musik dan pesta kembang api. Seluruh undangan bertepik tangan menyambut pangeran. Mereka tepesona pada ketampanan pangeran Elbi. Tidak terkecuali Zafi dan Zila. Pangeran berpidato dan mengucapkan terima kasih pada tamu undangan. Setelah itu pesta terus berlangsung sampai larut malam.
      Usai pesta, pangeran Elbi masuk ke kamarnya yang besar dan megah. Pangeran Elbi tidak tertarik pada tumpukan kado disudut kamarnya, pasti berisi perhiasan, pakaian dan barang-barang kerajinan . Namun, di saat ia akan tidur dan mematikan lampu, tampaklah seberkas cahaya berwarna hijau, kuning dan merah dari salah satu kado. Pangeran Elbi sangat terkejut.
     Semakin lama cahaya itu semakin terang dan indah. Karena penasaran pangeran Elbi mengambil kado yang dibungkus kain batik itu. Betapa terkejutnya pangeran Elbi saat melihat isinya, Tampak cabai-cabai bercahaya sangat indah bagai permata berwarna merah, kuning, dan hijau.
        Pangeran Elbi senang melihatnya. Kado itu ia pakai untuk menerangi dan menemani tidurnya. Anehnya sejak di terangi cahaya cabai-cabai itu, tidur sang pangeran jadi tenang  dan damai. Bahkan, setiap mimpinya selalu indah.
     Selang beberapa hari, pangeran Elbi mengumpulkan para pengawalnya. Mereka di beri tugas untuk mencari siapa pemberi kado istimewa berisi cabai-cabai yang bercahaya itu. Setelah beberapa hari barulah pengawal itu menemukan Zafi. Gadis itu lalu di bawa ke istana.
      "Tuan, inilah gadis yang telah memberi kado itu." kata pengawal. Saat melihat Zafi pangeran langsung tertarik. Begitu juga sebaliknya. keduanya akhirnya menikah. Zafi kini hidup di istana bersama pangeran Elbi.
       Dikebun istana, Zafi menanam banyak sekali tanaman cabai yang dicintainya. Tanam-tanaman cabai itu tunbuh subur dan berbuah lebat. Tanpa diduga, cabai-cabai itu setiap malamnya bercahaya menerangi istana. Sejak saat itu istana menjadi sangat indah. Seluruh penghuninya pun selalu tidur dengan mimpi indah. Zafi akhirnya dijuluki Putri Cabai (*)

Sumber: Majalah Bobo edisi ke 10 hal 36-37

0 Response to "Zafi, Putri Pemetik Cabai"

Posting Komentar