DONGENG: Nyanyian Paus Bungkuk


oleh Ernita Dietjeria

Tepuk Tangan Penonton bergemuruh. Seekor ikan paus bungkuk tersenyum dan memberi hormat
kepada penonton baru saja ia melantunkan sebuah lagu merdu.

Seluruh penonton yang terdiri dari penghuni samudra pasifik terkagum-kagum oleh merdu suaranya.
     Diantara penonton., Balin tampak termenung memikirkan nasibnya. Betapa malang dirinya terlahir  sebagai seekor paus bungkuk.
    "Kau adalah satu-satunya paus bungkuk di Samudra Pasifik yang tidak bisa bernyanyi," begitu teman-temannya berkata.
    Berbeda paus bungkuk lainnya, sejak kecil Balintak bisa bernyanyi. Setiap mendendangkan sebuah lagu yang keluar dari mulutnya hanya suara datar dan berat sama sekali tidak menarik seperti suara teman-temannya yang tinggi, nyaring dan merdu.
    Balin meninggalkan keramaian. Ia muncul ke permukaan air. Sayup-sayup terdengar suara teman-teman yang sedang berlatih bernyanyi. Mereka akan mengikuti parade Paus Bungkuk yang akan berlangsung sebentar lagi. Semua paus  bungkuk akan berparade di sepanjang Samudra Pasifik sambil memamerkan suara mereka.
   Sedangkan Balin harus puas menjadi penonton saja bersama penghuni Samudra Pasifik yang lainnya.
    Perlahan air mata Balin meneres. Ia merasa kesepian ditengah Samudra Pasifik yang luas. Balin tak peduli saat sebuah kapal kecil mendekati dirinya.
    "Paus bungkuk mengapa kau menangis?"  sapa seseorang.
     Balin menoleh. Seorang anak kecil melambai kepadanya dari atas geladak kapal.
     "Aku bukan pau bungkuk sejati, Aku tidak bisa menyanyi seperti teman-temanku. Suaraku jelek," keluh Balin.
    "Coba dengar suaraku..."
 Balin mengambil napas dan mulai bernyany. Anak itu mendengar dengan seksama,
"Oooh, kau bisa bernyanyi ," ujar anak itu sambil tersenyum.
Balin terkejut, "Sebenarnya siapa kau dan sedang apa kau disini?"
"Namaku, Kaleo. aku tinggal di kepulauan hawaii, tak jauh dari sini aku sedang liburan sekolah. Ibuku mengajakku berlayar dengan kapal kecil kami," jawab anak bernama Kaleo itu.
Balin seperti kebingungan.
"Mengapa tadi kau bilang aku bisa bernyanyi?"
"Karena kau memiliki suara nada rendah yang bagus," jawab Kaleo.
"Seperti aku."Sepasang mata Balin menyipit.
"Ya. Disekolah aku ikut dalam paduan suara. Aku selalu bertugas menyanyikan nada rendah," jawabnya
  Kaleo lalu pergi dan kembali dengan membawa sebuah benda berwarna kecoklatan. "Ini namanya ukulele. Alat musik khas Hawaii yang bentuknya seperti gitar kecil."
Kaleo lalu memetik alat itu. "Ayo, bernyanyi bersamaku. Kita akan menyanyikan lagu-lagu bernada rendah," ajaknya.
     Awalnya Balin enggan. Ia lebih memilih anak itu bernyanyi. Namun lama kelamaan ia juga ikut bersenandung. Akhirnya mereka bernyanyi bersama.
  "Jika kau terus berlatih, suaramu akan lebih baik lagi," kata Kaleo.
   "Datanglah kesini setiap hari. Kita akan berlatih dan bernyanyi bersama."
  Balin sangat gembir. Setiap hari ia mendatangi kamar itu dan berlatih bernyanyi bersama Kale, semakin lama suara Balin semakin membaik. Ia tak menyangka, ternyata suara rendahnya terdengar merdu.
    Disuatu sore, saat selesai berlatih Balin berkata, "Besok akan ada parede Paus Bungkuk berkat bantuanmu kini aku akan nekat menunjukkan kebolehan menyanyi," katanya yakin.
    Keesokkan harinya kemeriahan, berlangsung di Samudra Pasifik. Iring-iringan Paus Bungkuk beraksi dengan suaranya masing-masing. Penonoton bersorak sorai. Tiba-tiba di ujung, dari ujung iring-iringan, terdengar sebuah nyanyian ganjil. Parade berhenti. Paus-paus diam. Semua mata terpaku melihat Balin yang sedang menyanyi. Suaranya berat dan sangat merdu, membuat penonton, seketika, gemuruh tepuk tangan memenuhi Samudra Pasifik.
   "Hebat sekali! suaramu berbeda dengan yang lain, Balin! Sungguh merdu!" teriak penonton memuji Balin.
    Keesokkan harinya Balin menemui Kaleo untuk berterima kasih. "Aku cukup bangga,"jawab Kaleo "Jangan lupa untuk terus berlatih."
     Balin mengibaskan sepasangsiripnya ke air. Kaleo memetik Ukulelenya, bersama-sama mereka melantunkan lagu merdu tentang persahabatan.
    Saat senja turun Kaleo pamit. "Aku harus kembali ke Hawaii."
Balin mangangguk. Sebelum berpisah, keduanya berjanji akan bertemu kembali tahun depan di Samudra Pasifik untuk bernyanyi bersama. (*)

Sumber: Majalah Bobo edisi ke 10

1 Response to "DONGENG: Nyanyian Paus Bungkuk"