Oleh: Saujana Dewi Yanti
Sial. Siapa sih yang sudah memberiku
boneka aneh ini? Sama sekali tidak ada kesan imutnya. Di mana coba letak
keimutan boneka dari kain putih berkepala botak ini? Mana mukanya nyengir lagi.
Menakutkan.
Aku terus saja menggerutu tentang
boneka aneh yang
kutemukan di laci mejaku di kelas itu saat tiba-tiba aku mendengar suaranya.
kutemukan di laci mejaku di kelas itu saat tiba-tiba aku mendengar suaranya.
“Teru-teru bozu?” suara yang
terkesan datar itu membuatku menoleh. Dan benar seperti dugaanku, Yuji sudah
berdiri di samping tempatku duduk dengan ekspresinya yang seperti biasa. Datar.
Matanya yang sipit semakin terlihat tenggelam di balik kacamatanya.
“Ya?” tanyaku bingung. Siapa tahu
tadi dia bukan berbicara padaku.
“Boneka itu namanya Teru-teru bozu,
dipercaya sebagai boneka penangkal hujan di Jepang.” jelasnya tanpa melihat ke
arahku sambil duduk di bangkunya yang berada di baris diagonal denganku.
“Oh? Boneka pawang hujan? Tapi
kenapa aku dikasih boneka penangkal hujan di musim panas gini? Lagian, aku gak
percaya sama yang begituan. Siapa sih orang aneh yang ngasih aku boneka aneh
begini?” tanyaku pada diri sendiri sambil menoleh ke arah Yuji. Tapi dia sudah
tenggelam dengan buku bacaannya.
Bzzztt. Yuji selalu begitu. Sangat
pendiam dan terkesan cuek. Tapi biarpun begitu, selama ini Yuji-lah
satu-satunya teman yang mau mendengarkan masalahku, walau aku tidak pernah
berharap dia akan membantuku mencari jalan keluar.
Aku kembali mengamati boneka yang
kata Yuji tadi bernama teru-teru bozu itu. Tiba-tiba, mataku menangkap sesuatu
yang tadi luput dari pengamatanku. Benda itu berupa secarik kertas yang
diselipkan di sebuah pita yang diikatkan di bagian leher si teru-teru bozu.
Aku menarik kertas itu dan membaca
tulisan yang ada di sana.
“Keep smiling J
Walau
berat, jangan pernah menangis untuk hal yang sia-sia.
Biarkan si
Teru-teru bozu ini menangkalmu dari hujan air matamu.
Aku tahu
kamu gadis yang kuat. (Yuji)“
Perlahan, aku menoleh ke arah Yuji yang ternyata
sedang melihatku sambil tersenyum. Dan untuk pertama kalinya aku sadar bahwa
senyum Yuji sangat ... manis.
*Selesai*
0 Response to "Teru-teru Bozu"
Posting Komentar