Cerita Anak FLP Prabumulih





(Road to Sungai Duren lanjut lagi ke Pinang Banjar)
Oleh: Fahry Alamsyah


Bujang Rawa-rawa
Aku  terbangun disaat embun FAJAR sedang menyelimuti permukaan bumi,tapi beberapa saat lagi embun itu akan musnah oleh sinar METARI pagi, hmmm sebentar lagi aku akan disambut  oleh senyuman anak-anak FLP, yah tepatnya kami akan melakukan perjalanan ke dusun Sungai Duren, kecamatan Lembak, Muara Enim. Setelah bersiap-siap cukup lama kami pun berangkat, inilah saat-saat mengasyikkan. Aku sangat menikmati perjalanan seperti biasa setiap melakukan perjalanan aku selalu menoleh kiri-kanan sisi jalan, nah tepat di pinggir jalan raya aku melihat sepanduk besar pejabat daerah yang mengucapkan selamat AIDIL FITRI mohon maaf lahir dan batin, hah sepertinya sepanduk lebaran tahun lalu.
Pom bensin belok kanan, pertualangan dilanjutkan masuk desa Muara sungai saund the sheep berkeliaran disana, Roda motor masih ingin bertualang dengan kami perjalanan berlanjut kami memasuki desa siaga muTIARA Hati, Talang nangka, Alai dan beberapa desa lainnya pada akhirnya kami sampai ke tempat tujuan yaitu desa Sungai Duren, wah mata kami dimanjakan oleh pemandangan ALAM yang indah rasa lelah,letih,lesu kini lunas terbayar, teman-teman ambil posisi minta difoto, lagi-lagi aku ditunjuk jadi fotografer.
Ini nih, Ikhwan-ikhwan kereen
Setelah cukup puas perjalanan kami berlanjut, kali ini kami mendapat informasi kalau di desa Pedataran ada tempat yang lebih bagus  akhirnya roda motor menghantarkan kami ke Pedataran, dua  akhwat yang mengendarai motor berboncengan, menghentikan laju motornya di tepi jalan keduanya turun, kami yang perhatian lansung menanyakan maksud mereka tidak melanjutkan perjalanan. Dan ternyata mereka hanya ingin berDANTIan mengendarai motor, ada hal unik yang kami temukan diperjalanan kebetulan hari itu kami berjalan pada hari minggu, tepat dari mulai perjalanan masuk desa kami melintasi tenda tempat orang  melaksanakan resepsi perNITAhan, hehehe, masih berlanjut ternyata kekecewaan yang kami dapatkan, tidak ada yan menarik disana. Usul punya usul akhirnya perjalanan kami lanjutkan lagi ke desa Pinang banjar, ambil jalan singkat lewat desa Jambu. Heh bentar lagi pasti bakalan lewat desa MANGGA, Rambutan, Nanas (itu nama buah-buahan kale)
Foto Akwat sok Narsis
Karang Endah, ke Gelumbang belok kanan  lanjut lagi dah hingga sampai lah ke tempat tujuan Pinang Banjar masih harus menelan kekecewaan Pinang banjar yang kami predikisi adalah hamparan padang rumput hijau diselingi pepohonan besar rupanya sudah menjadi rawa, memang saat itu sedang musim hujan jadinya tempat itu banjir deh. Tak ingin kehilangan keceriaan para ikhwan-ikhwannye neh tetep aja nekad mandi disungai Pinang Banjar yang dalem itu, hehehe (maklum boy di Prabumulih ngak ada lagi sungai yang bisa di jadikan tempat mandi secara gratiss).
Waktu Ashar sudah lewat, semua bergegas pulang ke rumah. Setelah menunaikan shalat Ashar di Masjid (lupa nama masjidnya) yang pasti sebelah kantor Polisi deh. Pulangnya kami lewat jalan semula tidak melintasi jalan raya yang cenderung lebih cepat, karena kami masih punya tugas mengantarkan NOVA RINA ke rumahnya, ditengah perjalanan HARRY terlihat tak bersahabat lagi dengan kami, awan yang tadinya cerah kini mulai murung di kepung awan gelap, mulanya rintik tipis. Tapi, semuanya berubah UJEN turun tak terbendung deras sekali. FATHIR menjalar-jalar disela-sela gumpalan awan gelap, Kak DESTA menjerit. Perjalanan masih berlanjut hingga sampai lah di rumah neneknya Nova Rina dan berteduh disana. Hemmm...untungnya tuan rumah sangat mengerti dengan keadaan kami, teh hangat tersaji (mantap bro). Sepertinya hujan akan sulit redah karena terlihat dari langit yang masih gelap, tak habis pikir dan mau ngak mau. Kami harus membelah hujan itu agar sampai kerumah sebelum magrib. Simpang Gunung Ibul, semua perjalanan berakhir.
Gadis penghuni Rawa
 Heh semoga kisah-kisah seru kita bisa terulang lagi suatu saat nanti, sob. Dan mohon maaf apabila ada nama temen-temen tidak tercantum di dalam cerita ini, itu karena ku sadari bahwa kemampuanku masih terbatas dan karena aku belum tahu seluruhnya nama anggota yang ikut dalam Road to Sungai Duren di lanjutkan ke Pinang Banjar. Wasalam.

                                                 Catatan: Fahry Alamsyah  15-04-2012 s/d 26-12-2012

0 Response to "Cerita Anak FLP Prabumulih"

Posting Komentar