Hujan. Aku merasakan
itu, ketika setetes demi setetes
meluncur menyerbu bumi, anak ayam berlari mencari perlindungan induk.
Anak-anak berlari mencari kegembiraan. Sore tadi selepas shalat ashar aku
menyaksikan kejadian itu, ketika salam penutup shalat aku keluar masjid dan
hujan turun dengan derasnya, gembira itu tentu di rasakan semua umat, karena
hujan itu sudah sangat dirindukan.
Anak-anak berlari
membelah butiran-butiran sejuk.
Penjuru tubuh mereka basah tersentuh air
langit, derai tawa tak mengalahkan derai air yang jatuh dari atap-atap rumah,
tanda kebahagiaan muncul dari lubuk hati terdalam. Dedaunan pun tak bisa
menyembunyikan kebahagiaannya ketika ujung-ujung mereka tersentuh air pemberian
Tuhan.
Aku masih mengamati
wajah-wajah gembira itu dari teras masjid, mereka membuatku iri. Aku ingin
seperti mereka kembali, tanpa beban,tanpa keluh kesah ketika ribuan anak panah
menyerbu bumi. Bandingkan dengan orang dewasa ketika hujan tiba mereka selalu
mengeluh, tapi anak-anak, mereka gembira. Hujan merupakan kesenangan, bermain,
lari-larian sampai main prosotan dan sebagainya.
Terkadang kegembiraan
mereka akan hujan pun harus di rampas oleh kata-kata “Jangan mandi hujan nanti
kamu sakit!” perkataan yang sebenarnya akan bersarang di pikirannya dan
mempatenkan bahwa hujan adalah sarang penyakit atau penyebab penyakit.
Langit masih mendung
saat waktu sudah menunjukkan beberapa menit menunggu, aku pikir akan
membutuhkan waktu panjang jika harus menunggunya sampai usai, maka aku
memutuskan untuk menerobos butiran-butiran itu, tidak berlari karena ingin
mencoba menikmati sentuhan lembut kiriman Tuhan.
Sampai dirumah aku pun
tetap dalam guyuran hujan, melepaskan kerinduan yang sangat aku nantikan dan
kembali menjadi anak-anak. Free, itu yang aku rasakan, sebuah kebahagiaan yang
kita ciptakan sesederhana mungkin, tanpa harus mengeluarkan uang. Kebahagian
itu simpel ketika kita bisa mencari kesenangan dalam hidup dari hal-hal
sederhana yang bisa kita lakukan di sekitar kita, bersama orang-orang terdekat.
Aku pun belajar dari anak-anak bagaimana menciptakan kebahagiaan lewat
kesederhanaan.
Dan hujan, pelengkap
dan penghias dalam mencari kepuasan diri. Walau sendiri aku berusaha untuk
meramaikan suasana hati dengan caraku sendiri.
0 Response to "Hujan, Waktunya Bergembira"
Posting Komentar