Satu lagi wanita mulia mengajari kita tentang pernikahan dalam konteks da'wah.
Ia, Radhiyallahu 'Anha, menikah dengan menjadikan keislaman suami sebagai mahar. Dialah Ummu Sulaim, Al Ghumaidha binti Milhan namanya. salah seorang wanita yang dijanjikan surga.
Al Imam An Nasa'i dalam kitab sunan-nya meriwayatkan kisah pinangan Abu Thalhah kepada Ummu Sulaim. Ia mengisahkannya melalui lisan putra Ummu Sulaim, Anas ibn Malik, bahwa ia berkata:
Abu Thalha telah melamar Ummu Sulaim. Maka Ummu Sulaim berkata, "Demi Allah, tiada mungkin seorang seperti dirimu wahai Abu Thalhah, akan ditolak lamarannya. Tetapi engkau adalah laki-laki kafir, sedang aku seorang wanita Muslimah, tiada halal bagiku untuk menikah denganmu. Tetapi jika engkau masuk islam, maka itulah maharnya, dan aku tidak akan meminta kepadamu selain itu."
Maka Abu Thalhah masuk islam, dan itulah mahar pernikahannya dengan Ummu Sulaim. Tsabit, salah seorang perawi hadist ini berkata, "Aku belum pernah mendengar sama sekali seorang wanita yang lebih mulia maharnya dari pada Ummu Sulaim, yakin Islam. Setelah Abu Thalhah masuk islam dan mereka menikah, mereka dikaruniai seorang anak." (HR An Nasa'i)
Ya. Ini bukan berarti Ummu Sulaim berselera rendah. Kalau tadi kita bicara tentang menawarkan diri pada orang shalih sebagai selera tinggi, Ummu Sulaim mencontohkan selera yang lebih tinggi. Maksudnya, kalau menawarkan dari pada seorang shalih berarti menjaga keselamatan agama dengan memilih pembimbing yang mulia, seperti Ummu Sulaim adalah 'pencipta' seorang pembimbing yang mulia menjadi jalan hidayah baginya. Living in a good circumstance is good, but creating a good circumstance is better.
Agar Bidadari Cemburu padamu?
Salim A.Filah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Dan keislamanmu, Itulah Maharku"
Posting Komentar