Teratai dan katak

Oleh: Tedi Siswoko

    
Teratai tinggal di genangan air kecil dan sangat dangkal. Genangan air itu hanya setinggi mata kaki. Di sekitar teratai tumbuh bunga mawar dan bunga lili yang menjulang tinggi. Karena kalah tinggi dari tanaman bunga lainnya, teratai tidak mendapat cukup sinar mata hari. Itu sebabnya bunganya tak bisa tumbuh besar.
       "Bunga Mawar dan Lili, tolong miringkanlah tubuh kalian sedikit ke kanan dan ke kiri. Agar aku mendapat sinar matahari," Pinta teratai dengan ramah.

        "Enak saja! Salah sendiri mengapa tangkaumu lemah sehingga tidak mampu mengangkatmu keatas," kata mawar ketus.
        "Kamu sebenarnya tidak pantas berada di dekat kami. Lihat saja Mawar dan aku tampak cantik, sedangkan kamu...? ejek Lili. 
       Mendengar ejekan itu teratai hanya diam. Namun, tampak jelas kesedihan diwajahnya.
Meskipun teratai memiliki tangkai panjang, namun tangkai itu mirip tabung kosong  berisi udara, tampak sangat lemah berbeda dengan tangkai Mawar dan Lili yang kuat dan kokoh.
      "Mengapa Mawar dan Lili tidak mau sedikit saja berbagi? Mataharikan punya banyak sinar untuk semua penghuni Bumi," gumam Teratai. 
       Seekor katak kecil melompat lemah. Ia kelihatannya baru datang dari tempat yang jauh. Ia sangat lelah dan haus. Ia mendarat didekat Teratai.
       "Teratai bolehkaah akau tinggal digenangan air milikmu?" pinta Katak kecil.
       "Boleh tapi genangan air milikku ini kecil dan dangkal. Mungkin tidak cukup nyaman mungkin tidak cukup nyaman untuk dijadikan tempat tinggal ," jawab Teratai.
       "Tidak apa-apa. Asalkan badanku basah terkena air. Aku sudah cukup bahagia," kata Katak kecil. 
     Katak kecil melompat ke dalam air. Setelah minum dan kulitnya basah. Ia tampak menjadi kuat kembali.
        "Terima kasih Teratai. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan hatimu. Oh ya, kenapa kamu bersedih hati," tanya Katak kecil. 
        "Aku malu punya tangkai seperti ini. Tangkaiku lemah tidak mampu mengangkat daun dan bungaku. Itu sebabnya, aku tak  mendapat cukup sinar matahari," keluh teratai.
         "Tahukah kamu? Justru tangkaimu yang tampak lemah itu sangat berguna," kata Katak kecil.
          " Sangat berguna? Bangaimana bisa?" tanya teratai tak percaya.
          "Tunggu sebentar nanti kamu akan tahu sendiri," jawab Katak kecil.
Katak kecil lalu mulai bernyanyi. Suaranya sangat merdu sekali sehingga menarik perhatian awan. Satu persatu awan datang untuk menikmati nyanyian Katak kecil. Awan yang berkumpul semakin lama semakin banyak. 
      Setelah menyanyikan beberapa lagu, Katak kecil menghentikan pertunjuakannya. ia membungkuk dan memberi hormat, "Para awan yang baik, terima kasih sudah datang dan mendengarkan nyanyianku. Bila kalian terhibur maukah kalian membagikan tetes-tetes air kepada kami?"
     Para awan sangat bermurah hati. Mereka mulai menjatuhkan tetes-tetes air sehingga terjadilah hujan. Air hujan semakin banyak turun ke Bumi. Air itu membentuk genangan yang semakin lama semakin besar dan semakin tinggi.
      Seiring naiknya permukaan air, daun dan bunga Teratai ikut terangkat keatas. Meskipun air semakin tinggi, daun dan bunga selalu bisa berada di atas permukaan air . 
     Kini, Teratai pun mengerti maksud perkataan Katak  kecil tadi. Tangkainya memang lemah, namun mampu membuat daun dan bunganya terapung di permukaan air. Sementara akarnya tetap tertanam di dalam tanah. 
      Ketika genangan air semakin tinggi, bunga Mawar dan Lili menjadi panik. Mereka takut tenggelam di dalam air. Disaat itulah mereka sadar kalau Teratai punya keistimewaan. Bunga Mawar dan Lili menjadi malu pada Teratai.
        Sementara itu, Teratai kini tidak lagi kesepian. Karena ada Katak kecil yang selalu menemaninya. (*Bobo)

0 Response to "Teratai dan katak"

Posting Komentar