Menulis dan Membacakan Puisi Karya Sendiri

Foto: kutembak.com
  
Sobat kali ini saya akan mencoba membagikan bagaimana cara menulis dan membacakan Puisi karya sendiri.

      Menulis puisi itu mudah bagi sebagian orang dan dirasa sulit bagi sebagian orang yang lain. Banyak hal kita lihat dan alami dalam hidup yang dapat diungkapkan dalam bahasa puisi.
Tidak semua orang memperhatikan atau peka terhadap hal-hal yang hanya biasa terjadi. Akan tetapi bagi sebagian orang akan merasakan dan menemukan sesuatu yang lain. Demikianlah yang dirasakan oleh penulis puisi (Penyair). Penyair tidak akan menganggap remeh pengalaman-pengalaman hidupnya. Ia mengembangkan imajinasi dan pengalaman yang di dapatnya sehingga terciptalah puisi. Bagaimanakah cara mengembangkan pengalaman dan imajinasi tersebut menjadi sebuah puisi. Terlebih dahulu Anda harus mempelajari unsur-unsur puisi berikut...


a. Menentukan Tema
     Langkah pertama yang harus diambil dalam menulis puisi adalah menentukan tema. Tema ialah pokok permasalahan yang menjadi dasar sebuah puisi, tema biasanya dirumuskan dalam satu atau dua kata seperti; Kekecewaan, Penderitaan, Keagamaan dan Perjuangan. Oleh karena merupakan dasar puisi, tema harus tergambar dalam kata-kata atau diksi yang membangunnya.

   Perhatikan contoh berikut:
        Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak
         Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
         Sampai ke puncak. Sepi memangut
        Segala menanti. Menanti. Menanti
                                 (Deru Campur Debu, Chairil Anwar)

    Tema puisi tersebut adalah kesepian. Tema kesepian itu tergambar menlalui penggunaan kata sepi yang diulang-ulang dan penggunaan lurus kaku pepohonan, tak bergerak sampai ke puncak, dan menanti.

b. Memilih Diksi
     Sebelum menulis puisi, penulis menentukan, mempertimbangkan, dan memilih kata-kata atau diksi yang tepat, yang mewakili sekaligus menghidupkan suasana dan perasaan penulisnya, melainkan menyangkut  ketepatan pemakaiannya, melainkan menyangkut persoalan apakah kata-kata yang dipilih tersebut diterima dan tidak merusak suasana yang ada.

      Sebelum memilih diksi, sebaiknya penulis memahami terlebih dahulu beberapa hal berikut.
1) Pilihan kata (diksi) mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu
     gagasan  dalam suatu situasi yang tepat.
2)  Pilihan kata menurut seseorang mampu membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari
     gagasan yang ingin disampaikan; bentuk yang sesuai dengan nilai rasa yang dimiliki oleh
     kelompok  pendengar.
3)  Pemilihan kata yang tepat hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang memiliki perbendaraan kata
     luas/banyak (Keraf, 1988:24),
      Perhatikan contoh berikut!
      a) Darah mengalir sepenjang tubuh.
      b) Darah mengucur sekujur tubuh.

     Bandingkan nilai rasa kedua baris puisi tersebut! Kita mendapatkan nuansa makna yang berbeda. Kedua baris itu menunjukkan rasa sakit yang dialami seseorang akibat luka (dikening misalnya ). Akan tetapi, nuansa sakit tersebut berbeda pada baris a dan baris b. Mengalir menunjukkan bahwa darah yang keluar dari luka kening itu tanpa henti bergerak menuruni badan. Nuansa makna mengalir berbeda dengan kata mengucur. Pada mengucur, darah yang darah yang keluar tidak seperti tali air, yang sekali keluar menuju kaki dan selesai. Akan tetapi, darah itu terus menerus keluar dan terus bergerak seperti kejar mengejar tanpa henti. Rasa sakit yang menyertai kata mengucur lebih intensif daripada kata mengalir karena rasa sakit selalu terasa setiap darah itu keluar dari luka.
    Demikian halnya dengan kata sepanjang dan sekujur. Dengan perulangan bunyi [e], [u] dan [ur] dari kata mengucur , nilai rasa kata mengucur begitu kuat dan mendalam.

c. Menggunakan Gaya Bahasa
 
    Gaya bahasa pernah Anda pelajar di kelas sebelumnya, tentu anda masih ingat gaya yang sering di pakai seperti: tautologi, pleonasme, paralisme, hiperbola, paradoks, enumerasi, dan personifikasi. Setiap pengarang mempunyai gaya bahasanya sendiri dalam melahirkan pikiran-pikiran dan perasaannya. Gaya bahasa merupakan keistimewaan (idiosincrasy) seorang penulis. Akan Tetapi, secara garis besar dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk tersebut. Tujuan penggunaanya untuk menarik perhatian, pikiran, bahkan untuk menggugah pembaca agar berkontemplasi atas apa yang di ungkapkan penyair.

Sumber: Mahir Berbahasa Indonesia, P. Tukan, S.pd., Yudhistira hal 22-24

0 Response to "Menulis dan Membacakan Puisi Karya Sendiri"

Posting Komentar