Ngelantur; Penyayang hewan Vs Anjing

    Siang itu aku sedang sibuk dipenakaran hewan, penakaran itu tepatnya dibelakang rumahku sendiri berbagai macam hewan ada dipenakaran itu, mulai dari ayam, bebek, kelinci, ikan dan masih banyak lagi kecuali Anjing dan Babi, alasanya dilarang sama  Ummi dan Abah. memang dari kecil aku suka memelihara hewan. Abah sama Ummi sempet melarang kebiasaanku mengoleksi berbagai macam hewan, aku tetap kukuh dengan apa yang kuingginkan akhirnya hati Abah dan Ummi luluh.
merawat membersihkan, mengasih makan kadang memandikan walau aku juga belum mandi, sudah menjadi kebiasaanku, karena sangking banyaknya hewan dibelakang rumah. para tetangganya sudah mengira aku sudah gila. tapi aku tetaplah Juki tidak menghiraukan apa kata orang, kata-kata Abah dan Ummiku saja tidak di dengar apalagi kata-kata tetangga.
        Waktu aku masih kelas lima SD, guru menanyakan perihal cita-citaku, dengan enteng "Aku inggin punya kebun binatang" jawabku dengan suara yang lantang, semua temanku terdiam ada juga yang menyembunyikan tawa karena dari sekian banyak murid dikelas cita-citaku paling aneh..!!!, tapi Aku tetaplah Juki, Juki kecil dan Juki besar tidak ada bedanya selalu mempertahankan apa yang kuingginkan dari awal. heh.
     Setelah pekerjaanku beres, Salman teman satu SMAku sudah menunggu dirumahnya kami janjian untuk pergi kekebun binatang satu-satunya yang ada dikota kami, Salman dan aku memiliki hobi sama, mengoleksi hewan dia malah lebih lengkap semua jenis hewan ada di pekarangan belakang rumahnya, hobinya memelihara hewan diturunkan oleh keluarga besarnya, mulai dari kakek, paman, ayahnya, kakaknya,dia hingga adiknya sungguh salut aku pada keluarganya, sangat menyayangi hewan. Tapi. ada  satu penghalang  kalau aku mau main kerumahnya. Anjing jenis Akita Inu asal Jepang itu peliharan Ayahnya, Anjingnya besar sekali, sialnya setiap aku main kerumah Salman Anjingnya selalu mengendus kepadaku, tapi tak apalah kamikan cuma janjian saja kuharap Salman tidak mengajakku masuk kepagar rumahnya
   perjalanan yang begitu pelik, jarak rumahku dan rumah Salman lumayan jauh karena tidak ada kendaraan berjalan kaki menjadi pilihan utama menuju rumah Salman, alternatifnya melewati gang-gang kecil untuk cepat sampai kerumah Salman. namun diperjalanan aku bertemu dengan, Anjing Liarrr...!!!
      Anjing liar, entah aku tidak tahu jenis Anjing apa ini, pandangan sangat tajam padaku, sepertinya ia tidak suka aku melewati daerahnya, mulut dan hidungnya seperti ingin menghendus kepadaku. Tapi, aku tetap lewat saja tak memperdulikannya "jadi anjing liar saja, belagu" gumamku. mungkin apa ia mendengar kata-kataku tadi tiba-tiba saja, ia menyerangku dengan kuku-kukunya yang tajam, tepat di paha kananku, giginya mengigit, ditarik-tariknya kuat, sakiiit sekali. "Tolooong...tolooong...tolooong" aku menjerit, mencoba meminta pertolongan dengan orang setempat. tapi, tak ada seorang pun yang mencoba memisahkan gigi tajam anjing ini dari pahaku, yang ada hanyalah sekelompok anak kecil yang tak bisa apa-apa aku menjerit mereka malah ikut menjerit, darah bercucuran membasahi sebagian pahaku. sakit itulah yang masih aku rasakan, menahan, dan menunggu entah sampaikan anjing ini menghentikan gigitannya. Tapi, tak juga berhenti mengigit malah terus menarik-narik hingga pahaku terasa koyak. aku tak bisa berdiam saja akhirnya aku mengambil keputusan untuk melawan serangan anjing ini, 
   Ada sebuah kayu kecil didekat tangganku, kugenggam kayu kecil itu aku menyerangnya dengan potongan kayu, seranganku mengarahke bola matanya, yah menurutku inilah sasaran tepat untuk menyerangnya, Crooot..Crooot potongan kayu seranganku menembus mata sebelah kirinya, ia masih tetap mengigit, aku menusuk matanya lagi hinggah ia melepaskan gigitanya, Tapi, anjing ini masih mengigit, tangan sebelah kiriku tak tinggal diam, ku ayuhkan memukuli kepalanya, kakiku pun tak mau diam, kuterjang di perut belakang dekat selangkangan kaki belakangnya berulang kali, perlawananku tak sia-sia. anjing itu menyerah, terlemas. dan melepaskan diri. terhuyung hinggah mati. aku pun berdiri perang sudah usai, aku berjalan terpincang-pincang. kuikat sebagian tubuh anjing itu dengan seutas tali, kugeret dibawa kerumah untuk dikuburkan, sebenarnya aku tidak tega, Tapi inilah pilihanku.

          tin...tin..tiiin kelakson motor menyadarkan lamunanku.huh...aku melanjutkan perjalananku dengan kaki tidak ada segores lukapun, sudah aku ambil saja batu, untuk jaga diri kalau-kalau Anjing itu mengendus kepadaku, akan kulempar pakai batu ini. setelah aku berhasil melewati anjing liar itu...dan aku siap lariiii...!!!

murni ngelantur dan fiksi
by; Fahry alamsyah, 17.00wib

0 Response to "Ngelantur; Penyayang hewan Vs Anjing"

Posting Komentar